Sifat - Sifat Koloid
Elektroforensis
Koloid ada yang netral dan ada
yang bermuatan listrik. Bagaimana mengetahui suatu koloid bermuatan listrik
atau tidak? Dan mengapa koloid bermuatan listrik?. Jika partikel-partikel
koloid dapat bergerak dalam medan listrik, berarti partikel koloid tersebut
bermuatan listrik. Jika sepasang elektrode dimasukkan ke dalam sistem koloid,
partikel koloid yang bermuaran positif akan menuju elektrode negatif (katode)
dan partikel koloid yang bermuatan negatif akan menuju elektrode positif
(anode). Pergerakan partikel-partikel koloid dalam medan listrik ke
masing-masing elektrode disebut elektroforesis
. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa elektroforesis dapat
digunakan untuk menentukan jenis muatan koloid.
Percobaan elektroforesis
sederhana untuk menentukan jenis muatan dari koloid diperlihatkan pada gambar
berikut ini.
Pada sel elektroforesis,
partikel-partikel koloid akan dinetralkan muatannya dan digumpalkan di bawah
masing-masing
elektrode. Di samping untuk menentukan muatan suatu partikel koloid, elektroforesis
digunakan pula dalam industri, misalnya pembuatan sarung tangan dengan karet.
Pada pembuatan sarung tangan ini, getah karet diendapkan pada cetakan berbentuk
tangan secara elektroforesis. Elektroforesis juga digunakan untuk mengurangi
pencemaran udara yang dikeluarkan melalui cerobong asap pabrik.
Contoh dalam kehidupan sehari-hari :
- Digunakan untuk mengidentifikasi para korban/pelaku peristiwa ledakan bom.
- Identifikasi DNA
- Mendeteksi kelainan genetic.
- Mengetahui variasi genetik yang ada di alam.
- Mempelajari evolusi tinggkat moleculer.
Koagulasi
Koagulasi
adalah proses penggumpalan partikel-partikel koloid. Proses koagulasi ini
terjadi akibat tidak stabilnya sistem koloid. Sistem koloid stabil bila koloid
tersebut bermuatan positif atau bermuatan negatif. Jika muatan pada sistem
koloid tersebut dilucuti dengan cara menetralkan muatannya, maka koloid
tersebut menjadi tidak stabil lalu terkoagulasi (menggumpal).
Koagulasi dengan cara menetralkan muatan koloid dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu sebagai berikut.
- Penambahan Zat Elektrolit
Jika pada suatu koloid bermuatan
ditambahkan zat elektrolit, maka koloid tersebut akan terkoagulasi. Contohnya,
lateks (koloid karet) bila ditambah asam asetat, maka lateks akan menggumpal.
Dalam koagulasi ini ada zat elektrolit yang lebih efisien untuk mengoagulasikan
koloid bermuatan, yaitu sebagai berikut.
a) Koloid bermuatan positif lebih
mudah dikoagulasikan oleh elektrolit yang muatan ion negatifnya lebih besar.
Contoh; koloid Fe(OH) 3 adalah koloid bermuatan positif, lebih mudah
digumpalkan oleh H 2 SO 4 daripada HC1.
b) Koloid bermuatan negatif lebih
mudah dikoagulasikan oleh elektrolit yang muatan ion positifnya lebih besar.
Contoh; koloid As 2 S 3 adalah koloid bermuatan negatif,
lebih mudah digumpalkan oleh BaCl 2 daripada NaCl
2. Mencampurkan Koloid yang Berbeda Muatan
Bila dua koloid yang berbeda muatan dicampurkan, maka kedua koloid tersebut akan terkoagulasi. Hal
itu disebabkan kedua koloid saling menetralkan sehingga terjadi gumpalan. Contoh, campuran koloid
Fe(OH) 3 dengan koloid As 2 S 3 .
Ada lagi proses koagulasi dengan cara mekanik, yaitu
melakukan pemanasan dan pengadukan
terhadap suatu koloid. Contohnya, pembuatan lem kanji, sol kanji dipanaskan sampai membentuk
gumpalan yang disebut 1em kanji.
terhadap suatu koloid. Contohnya, pembuatan lem kanji, sol kanji dipanaskan sampai membentuk
gumpalan yang disebut 1em kanji.
Di bawah ini beberapa contoh koagulasi dalam kehidupan sehari-hari dan dalam industri :
- Pembentukan delta di muara sungai, hal ini terjadi karena koloid tanah liat akan terkoagulasi ketika bercampur dengan elektrolit dalam air laut.
- Penggumpalan lateks (koloid karet) dengan cara menambahkan asam asetat ke dalam lateks.
- Sol tanah liat (berbentuk lumpur) dalam air, yang membuat air menjadi keruh, akan menggumpal jika ditambahkan tawas. Ion Al 3+ akan menggumpalkan koloid tanah liat yang bermuatan negatif.
Dialisis
Dialisis adalah suatu teknik pemurnian
koloid yang didasarkan pada perbedaan ukuran partikel-partikel koloid. Dialisis
dilakukan dengan cara menempatkan dispersi koloid dalam kantong yang terbuat
dari membran semipermeabel, seperti kertas selofan dan perkamen.
Selanjutnya merendam kantong tersebut dalam air yang mengalir. Oleh karena
ion-ion atau molekul memiliki ukuran lebih kecil dari partikel koloid maka
ion-ion tersebut dapat pindah melalui membran dan keluar dari sistem koloid.
Adapun partikel koloid akan tetap berada di dalam kantung membran.
Jika Anda berkemah di suatu
tempat dan Anda menanak nasi. Sementara itu, di daerah tersebut tidak ada air
jernih, hanya ada air sungai yang mengandung lumpur. Apakah yang akan Anda
lakukan agar dapat menanak nasi?
Air sungai yang mengandung lumpur
jika disaring akan membutuhkan waktu yang cukup lama. Akan tetapi, jika Anda
memahami teknik dialisis maka menanak nasi menjadi mudah. Beras dimasukkan ke
dalam kertas selofan dan dibungkus erat-erat hingga tidak memungkinkan lumpur
masuk ke dalam beras. Selanjutnya beras dalam kertas selofan direbus dengan air
dari sungai. Kertas selofan merupakan membran yang hanya dapat dilalui oleh
partikel berukuran molekul seperti air, sedangkan lumpur yang ukurannya besar
tidak dapat menembus membran. Jadi, selama perebusan beras dengan air sungai,
lumpurnya akan tetap di luar membran, sedangkan air panas dapat menembus
membran dan mematangkan beras.
Note : Buat kalian yang mau ambil materi ini untuk tugas kalian silahkan tapi tolong jangan hanya di copy cat saja, tapi pelajari materinya agar kalian memahami apa yang akan kalian kerjakan.
Help Comments & Share, Terimakasih
Komentar
Posting Komentar
Silahkan berkomentar dengan baik dan bijak