Komunikasi Antar Pribadi
Komunikasi Antar Pribadi
Kenapa
mempelajari komunikasi antarpribadi?
Ciri - ciri atau karakteristik yang
dikemukakan pada halaman tujuan dari komunikasi antarpribadi adalah antara
lain:
1. Mengenal diri sendiri dan orang
lain.
2. Mengetahui dunia luar.
3. Menciptakan dan memelihara
hubungan yang bermakna.
4. Mengubah sikap dan perilaku.
5. Bermain dan mencari hiburan.
6. Membantu orang lain.
Bentuk khusus komunikasi
antarpribadi adalah komunikasi diadik yang melibatkan hanya dua orang secara
tatap muka (face to face). Hubungan interpersonal dapat diartikan sebagai
hubungan antar seseorang dengan orang lain.
Miller
dalam rakhmat (2000) menyatakan bahwa:
“Memahami
proses komunikasi interpersonal menuntu hubungan simbiosis antar komunikasi dan
perkembangan relasional, dan pada gilirannya (secara serentak), perkembangan
relasional memengaruhi sifat komunikasi antar pihak - pihak yang terlibat dalam
hubungan tersebut.”
Rahkmat (2000) memberi catatan bahwa terdapat 3
faktor dalam komunikasi antarpribadi yang menumbuhkan relasi antarpribadi yang
baik, yaitu:
1. Percaya (turst) secara ilmiah
didefinisikan sebagai upaya mengandalkan perilaku orang untuk mencapai tujuan
yang dikehendaki, yang pencapaiannya tidak pasti dan dalam situasi yang penuh
resiko.
2. Supportif adalah sikap yang
mengurangi sikap defensif dalam komunikasi.
3. Sikap terbuka, yaitu kemauan
menggapai dengan senang hati informasi yang diterima didalam menghadapi
hubungan antarpribadi.
Komunikasi
Antarpribadi dan Relasi Antarpribadi
Interaksi adalah suatu jenis
tindakan atau aksi yang terjadi pada dua atau lebih objek, memengaruhi atau
memiliki efek satu sama lain. Komunikasi antarpribadi merupakan bentuk
interaksi yang digunakan secara langsung dan lebih menghendaki perubahan sikap.
Interaksi sosial merupakan proses
komunikasi diantara orang-orang untuk saling memengaruhi perasaan, pikiran,
tindakan. Interaksi sosial terjadi jika dua orang atau lebih saling berhadapan,
bekerja sama, berbicara, berjabat tangan atau bahkan terjadi persaingan dan
pertikaian. Faktor-faktor yang mendasari proses terbentuknya interkasi sosial
adalah:
1. Imitasi yaitu proses sosial atau
tindakan seseorang untuk meniru orang lain, baik sikap, penampilan, gaya hidup,
bahkan apa-apa yang dimilikinya.
2. Identifikasi adalah upaya yang
dilakukan oleh seorang individu untuk menjadi sama (identik) dengan individu
lain yang ditirunya.
3. Sugesti adalah rangsangan,
pengaruh, stimulus yang diberikan seorang individu kepada individu lain
sehingga orang yang memberi sugesti menuruti atau melaksanakan tanpa berpikir
kritis dan rasional.
4. Motivasi yaitu rangsangan
pengaruh, stimulus yang diberikan seorang individu kepada individu lain sehingga
orang yang diberi motivasi menuruti dan melaksanakan apa yang di motivasikan
secara kritis, rasional, dan penuh rasa tanggungjawab.
5. Simpati adalah proses kejiwaan,
dimana seorang individu merasa tertarik kepada seseorang atau kelompok orang
karena sikapnya, penampilannya, wibawanya atau perbuatannya yang sedemikian
rupa.
6. Empati yaitu mirip dengan
simpati, akan tetatpi tidak semata-mata perasaan kejiwaan saja.
Reaksi positif bisa disebabkan
masing - masing individu saling menghargai, mengikuti norma yang berlaku, tidak
menunjukan egois yang berlebihan, perasaan pemikiran, kesamaan kepentingan,
tujuan atau merasakan adanya perasaan senasib.
Reaksi negatif yang terjadi bisa
karena ada salah satu individu tidak mengindahkan norma - norma yang ada,
merasa tidak ada kesamaan kepentingan, egois yang berlebihan, tidak sejalan
pemikiran, tujuan yang berbeda, dan merasa diri lebih hebat dari orang lain.
Komunikasi antarpribadi mempunyai
ciri-ciri seperti yang diungkapkan Rogers dalam depari (1988:32), menyebutkan
bahwa komunikasi antarpribadi, yaitu:
1. Arus pesan cenderung dua arah.
2. Konteks komunikasi adalah tatap
muka atau face to face.
3. Tingkat umpan balik yang tinggi.
Dalam buku “Komunikasi
Antarpribadi”, Lili Weri mengutip ungkapan Devito (1976) bahwa komunikasi
antarpribadi merupakan pengiriman pesan dari seseorang dan diterima oleh orang
lain dengan efek dan umpan balik yang langsung.
Oslon
dan Cromwel (1975) mengemukakan bahwa ada 6 jenis atau tahap hubungan
antarpribadi yaitu:
1. Tahap perkenalan.
2. Tahap persahabatan.
3. Tahap keakraban atau keintiman.
4. Tahap hubungan suami istri.
5. Tahap hubungan orangtua dengan
anak.
6. Tahap hubungan persaudaraan.
Untuk
mengingat kembali bahwa komunikasi dipengaruhi oleh dimensi hubungan. Artinya,
setiap komunikasi yang berlangsung dapat mencerminkan sebuah hubungan dianatara
orang yang sedang melakukan komunikasi. Anda yang tinggal di Bandung, mungkin
sudah tidak asing lagi mendengar istilah “anjing”, tetapi ini bukan binatang
anjing sesungguhnya, melainkan istilah pergaulan muda mudi yang digunakan dalam
bahasa pergaulan mereka. “tong kitu anjing” artinya, “jangan begitu” kata
“anjing” tidak memiliki arti sesungguhnya, melainkan hanya penegasan dan juga
makna hubungan akrab dalam persahabatan atau pertemanan.
Ø Tahap Perkenalan
Sebut saja “fahri” akan pulang ke
Yogyakarta. Setibanya distasiun kereta api “tugu” fahri tanpa disengaja
bersenggolan dengan seorang wanita bernama “aida”. Awalnya mereka tidak saling
kenal, tetapi karena peristiwa tersebut fahri mencoba untuk memperkenaljan diri
dengan terlebih dahulu meminta maaf. “essst sorry.......maaf gak sengaja mbak,
oh gapapa. Oh yaa...... saya bantu angkat tasnya? Enggak usah, terimakasih.
Biarlah sebagai permintaan maaf, saya bawakan tasnya”. Mereka terlibat
percakapan dan pada akhirnya saling memperkenalkan diri. “saya fahri...... saya
aida.....”.
Kutipan cerita diatas adalah
gambaran atau bentuk dari tahap perkenalan. Tahapan ini dianggap sebagai
hubungan antarpribadi dengan kategori sebagai tahap perkenalan karena jenis
hubungan antarpribadi seperti itu sangat terbatas pada pertukaran informasi.
Berger (1979) membagi hubungan
pada tahap perkenalan atas 3 kategori yang disebut:
1.
Tahap
pasif yaitu, tahap yang mengutamakan perhatian terhadap komunikan tanpa
menanyakan sesuatupun, seluruh situasi dan kondisi tetap sebagaimana apa adanya
dan tidak dimanipulasi.
2.
Tahap
aktif yaittu, tahap mengajukan pertanyaan, memerhatikan dan mendengarkan
komunikan, komunikan mulai memanipulasi situasi hubungan antarpribadi.
3.
Tahap
inetraktif ialah tahap memanipulasi komunikan agar komunikator bisa memperoleh
informasi melalui perilaku komunikan.
Ø Tahap Persahabatan
Setelah tahap perkenalan adalah
tahap persahabatan. Seorang sahabat merupakan orang yang mempunyai kedudukan
tentu dalam hubungan antarpribadi.
“Kring....kring....kring...”
suara telepon. “hei fahri.....akhirnya kamu telepon juga, iyalah masa enggak
sih.... kamu udah nyampe kan?, iya baru aja, kamu sendiri? Udahlah....... aku
kan lebih dekat dari kamu..... oh ya, istirahat dulu deh.... kayanya kamu capek
banget tuh..... besok kamu telepon aku ya..... oke, ntar aku telepon
lagi....daaaa”
Ada satu prinsip umum yang harus
dijaga dalam persahabatan, yaitu keseimbangan dan kesejajaran.
Argyle dan Henderson (1984)
mengemukakan, persahabatan mempunyai beberapa fungsi yaitu:
1.
Membagi
pengalaman agar dua pihak merasa sama-sama puas dan sukses.
2.
Menunjukkan
dukungan emosional.
3.
Sukarela
membantu kalau diperlukan pihak orang lain.
4.
Berusaha
membuat pihak lain menjadi senang.
5.
Membantu
sesama kalau dia berhalangan untuk sesuatu urusan.
Ø Tahap Keakraban dan Keintiman
Tahapan keakraban dan keintiman
ini biasaanya ditandai oleh cara mereka berkomunikasi. Misalnya saja secara
verbal, kecendrungan isi pesan menggunakan kalimat yang romantis, seperti
“yayang sudah makan?” “bab.......tar jemput aku yaaa” “cinta besok pagi
bangunin aku ya?” dan lainnya. Sedangkan secara nonverbal dapat dilihat dari
sentuhan-sentuhan yang sering dapat diartikan sebagai hubungan intim. Seperti:
pegangan tangan, meremas jari jemari, berpelukan mesra, memberikan kecupan, dan
lainnya.
Sillars dan Sott (1983),
mengemukakan bahwa dengan derajat kebebasan dan keterbukaan yang sangat tinggi
dapat membangun sebuah hubungan intim.
Kelley (1983) menyebutkan bahwa
keadaan tersenut dapat menumbuhkan rasa cinta yang dapat menentukan relasi
selanjutnya.
Ø Tahap Hubungan Suami dengan Istri
“saya terima nikahnya....” naha
apabila kalimat ini yang sudah terucap maka hubungan sudah masuk dalam tahap
hubungan suami istri atau tahapan rumah tangga. Tahapan hubungan suami istri
adalah puncak dari hubungan perkenalan dan persahabatan. Jika persahabatan masih
adanya interaktif manipulatif maka pada tahapan hubungan suami istri akan
tampak semuanya dengan jelas.
Dilihat dari hubungan internal
maka isi dan mutu dari hubungan suami istri ditandai dengan keterbukaan tak
terbatas, memberi dan menerima seluruh hidupnya dalam kelebihan dan kekurangan
bahkan sampai mati dibawah satu atap yang melindungi mereka dari teriknya
matahari dan turunnya hujan.
Ø Tahap Hubungan Orangtua Dengan Anak
Jenis hubungan ini adalah
hubungan yang terlhiat diantara orangtua dengan anak-anak mereka dalam satu
keluarga inti atau keluarga batih. Jenis hubungan ini ditandai oleh prinsip
hubungan ketat berdasarkan pertalian darah. Perasaan yang tummbuh pada hubungan
orangtua dengan anak-anak adalah perasaan yang mendalam pada prinsip rasa “kita”
daripada “mereka”. Hubungan orangtua dan anak biasanya mengalahkan segalanya,
terlebih orangtua terhadap anak.
Ø Tahap Hubungan Persaudaraan
Keluarga yang dihiasi oleh rasa
kasih sayang antarsesama anggota keluarga sudah tentu menghasilkan hubungan persaudaraaan
yang indah. Hubungan persaudaraan yang terjadi jika jumlah anak dalam satu
keluarga makin bertambah maka terjadi pula hubungan yang disebut siblings.
Mempelajari
Teori - Teori Komunikasi Antarpribadi
Teori
fungsional
Kata
fungsional disini hakikatnya ini bukanlah sebuah teori, melainkan suatu
perspektif yang dapat digunakan sebagai pijakan teori. Strukturalisme yang
berakar pada lingustik, menekan pada organisasi bahasa dan sistem sosial.
Fungsionalisme yang beralak pada biologi, menekankan pada cara-cara sistem yang
terorganisasi bekerja untuk menunjang dirinya.
Suatu
sistem terdiri dari 4 unsur, yaitu:
1. Objek adalah bagian, elemen atau
variabel dari sebuah sistem.
2. Sitem terdiri dari sifat,
kualitas, atau ciri dari sistem dan objeknya.
3. Suatu sistem mempunyai hubungan
internal diantara objek-objeknya.
4. Sistem mempunyai lingkungan
Keluarga
merupakan contoh sebuah sistem, anggota keluarga adalah objek sistem. Sistem
tertutup tidak melakukan salaing pertukaran dengan lingkungannya
Teori
Kebutuhan Hubungan Interpersonal
Salah
satu bagian dalam lapangan komunikasi yang dikenal sebagai relational
communication sangat dipengaruhi oleh teori sistem. Inti dari kerja ini adalah
asumsi bahwa fungsi komunikasi interpersonal untuk membuat membina dan mengubah
hubungan dengan hubungan pada gilirannya akan memengaruhi sifat komunikasi
interpersonal.
Seorang
antropolog, Gregory Bateson, adalah pendiri garis teori ini yang selanjutnya
dikenal dengan komunikasi relational pertama yaitu sifat mendua dari pesan setiap
pertukaran interpersonal membawa dua pesan, pesan “report” dan pesan “command”.
Dua elemen ini selanjutnya dikenal sebagai “isi pesan” dan “pesan hubungan”
atau “komunikasi” dan “meta komunikasi”
Aubrey
Fisher, salah satu yang dikenal baik dari kelompok ini, sebagai pemimpin teori
tisi sistem dalam buku “perspektif on human communication”, dia menerapkan
konsep sistem kedalam komunikasi. Analisis Fisher dimulai dengan perilaku,
seperti komentar verbal dan tindakan nonverbal sebagai unit terkecil analisis
dalam sistem komunikasi.
Unit
paling dasar dari komunikasi yang dipakai Fisher adalah interak atau rangkaian
dua pesan yang bersambungan diantara dua orang. Permintaaan yang diikuti oleh
penawaran adalah berbeda dengan suggestion atau saran yang diikuti oleh
keberatan.
Diantara
pariset yang dikenal dalam komunikasi adalah Edna Rogers dan Frank Millar.
Kerja Millar dan Rogers merupakan aplikasi langsung dari gagasan Bateson dan
konsisten dengan teori Fisher.
Teori
Disonansi Kognitif
Teori
Leon Festiger mengenai disonansi kognitif merupakan salah satu teori yang
paling penting dalam sejarah psikologi sosial. Festiger mengajarkan bahwa dua
elemen kognitif termasuk sikap, persepsi, pengetahuan, dan perilaku. Tahap
pertama yaitu posisi nol atau irelevan, kedua yaitu konsisten atau konsonan,
dan ketiga yaitu inkonsisten atau disonan.
Bagaimana
kita terkait dengan disonansi koginitif ini? Fastiger mengemukakan sejumlah
metode:
1. Kita bisa mengubah satu atau
lebih elemen kognitif perilaku atau sikap. Sebagai contoh, sebagai seorang
perokok, kita bisa berhenti merokok atau kita bisa berhenti mempercayai bahwa
itu merusak kesehatan.
2. Elemen baru mungkin ditambahkan
pada satu bagian ketegangan atua yang lain. Misalnya, kita bisa beralih
mengunyah cerutu.
3. Kita bisa sampai untuk melihat
elemen sebagai hal yang kurang penting daripada yang mereka gunakan. Contohnya,
kita mungkin memutuskan bahwa kesehatan tidaklah sepenting kondisi pikiran.
4. Kita bisa mencari konsonan
informasi seperti pembuktian terhadap keuntungan merokok dengan membaca studi
perusahaan ceurutu.
5. Kita bisa mengurangin disonansi
dengan membuang atau misinterpretasi informasi yang terlibat.
Jumlah
disonansi sebuah pengalaman sebagai hasil keputusan tergantung kepada 4
variabel, pertama dan yang terpenting yaitu keputusan, keputusan tertentu,
yaitu seperti ketinggalan sarapan, mungkin tidak dan menghasilkan sedikit
disonansi, tetapi membeli mobil dapat menghasilkan banyak disonansi. Variabel
kedua adalah sifat menraik alternatif yang dipilih. Ketiga, semakin besar sifat
attarcktive yang diketahui dari alternatif yang dipilih, semakin terasa
disonansi.
Rokeach
merupakan sikap, kepercayaan, dan nilai. Salah satu teori yang paling
komperhensif mengenai sikap dan perubahannya yaitu milik Milton Rokeach.
Attitude
adalah kelompok kepercayaan yang disusun disekitar objek vokal dan menyarankan
pada orang untuk berperilaku dalam cara tertentu terhadap objek tertentu. Nilai
ada dua macam, nilai instrumental, seperti kerja keras dan kesetiaan, merupakan
garis penentuan bagi kehidupan, yang menjadi dasar perilaku sehari-hari. Nilai
terminal adalah tujuan kehidupan terhadap mana kita bekerja.
Teori
Self-Disclosure
Disclosure
dan Understanding merupakan tema penting dalam komunikasi pada tahun 60 dan
70’an. Didorong oleh karya Carl Rogers, disebut Third Force begitu dalam
psikologi menyatakan bahwa tujuan komunikasi adalah meneliti pemahaman diri dan
orang lain dan pengertian hanya dapat terjadi dengan komunikasi yang benar.
Missunderstanding dan ketidakpuasaan dalam hubungan diawali oleh
ketidakjujuran, kurangnya kesamaan antara tindakan seseorang dengan perasaanya,
miskin feedback, serta self disclosure yang ditahan.
Hubungan
interpersonal yang ideal menyuruh orang agar membiarkan orang lain mengalami
mereka sepenuhnya dan membuka untuk mengalami orang lain sepenuhnya. Jourard
mengembangkan gagasan ini setelah mengamati bahwa sakit mental cennderung
tertutup bagi dunia. Dia menemukan bahwa mereka menjadi sehat ketika mereka
bersedia mengenalkan dirinya pada ahli terapi. Kemudian, Jourard menyamakan
kesakitan (sickness) dengan ketertutupan dan kesehatan dengan trasnparasi.
Menurut
Petronio, individu terlibat dalam hubungan secara kosntan menjadi bagian dalam
proses pengaturan yang membatasi antara publik dan privat antara perasaan dan
pikiran yamng mereka mau berbagi dengan satng partner dengan perasaan dan
pemikiran yang tidak mau mereka bagi. Demand/permintaan dan respon perlu
dikoordinasi. Ketika kita memberitahu sesuatu pada partner kita, dia dapat
merespon dalam cara yang membantu kualitas hubungan dan kebahagiaan atau dalam
cara yang tidak begitu.
Teori
Penestrasi Sosial
Secara
garis besar, ini merupakan ide bahwa hubungan menjadi lebih akrab seiring waktu
ketika partner memberi tahukan semakin banyak informasi mengenai mereka sendiri.
Gerald
Miller dan rekannya secara literal mengartikan komunikasi interpersonal dalam
Term penetrasi. Semakin bertambah yang saling diketahui oleh masing-masing
komunikator semakin bertambah karakter interpersonal yang berperan dalam
komunikasi mereka. Komunikasi interpersonal merupakan beragam proses penetrasi
sosial.
Teori
Altman dan Taylor didasarkan dalam sebagian besar dari satu ide yang paling
populer dalam ilmu sosial bahwa hubungan akan berhasil ketika secara relatif
memperoleh ganjaran (rewarding) dan akan berhenti ketika secara relatif
mengeluarkan biaya (cost). Menurut Altman dan Taylor, pasangan relational bukan
hanya mengandung reward dan cost atas hubungan pada saat tertentu, tetapi juga
menggunakan informasi yang mereka cari untuk meramalkan reward dan cost diwaktu
mendatang.
Teori
penetrasi sosial original penting dalam memusatkan perhatian kita pada
pengembangan hubungan sebagai proses komunikasi. Atlman dan rekannya sekarang
menyatakan bahwa dialektis ini biasanya diatur dalam sebuah istilah panjang
hubungan oleh semacam siklus yang dapat diramalkan. Untuk mengetes ide ini,
analisis arthur fan Lear menunjukkan bahwa dalam percakapan pasangan menikah,
siklus keterbukaan terjadi dan beberapa siknronasi juga terjadi. Penting untuk
dicatat, ternyata jumlah sinkroni tidak sama pada tiap pasangan, yang berarti
bahwa terdapat perbedaan antarpasangan dalam kemampuan mereka untuk
mengkoordinasi siklus self disclosure.
Teori
Hipotesis Kecocokan (Matching Hipothesis)
Teori
ini dijelaskan oleh Walster dan Berscheid bahwa orang akan berkawan ataupun
berkencan dengan orang lain yang setara dengannya secara fisik. Matching
hopothesis merupakan teori komunikasi antarpribadi yang disebabkan oleh adanya
perasaan tertarik dari lawan komunikasi sehingga komunikasipun bisa berjalan
antusias. Teori ini hampir sama dengan teori pertukaran sosial (social exchange
theory), menganggap sebuah hubungan seperti layaknya proses transaksi jika laba
dihitung lebih besar dari cost maka hubungan tersebut akan berlanjut,
sebaliknya apabila costnya lebih besar maka hubungan tidak berjalan dan akan
mencari hubungan baru.
Teori
Saling Melengkapi (complementarity)
Ada
seorang artis ternama tetapi ia menikah dengan orang biasa. Ada orang yang
sangat cantik, tetapi punya suami yang bertampang pas-pasan.
Seperti
diungkapan oleh Theodore Reik, “orang jatuh cinta kepada orang yang dalam
dirinya terdapapt karakteristik yang tidak dimilikinya dan bahwa sebenarnya ia
merasa iri. Orang bisa tertarik kepada orang lain yang tidak serupa hanya pada
situasi-situasi tertentu”. Ketika seseorang menemukan orang lain yang dirasanya
bisa melengkapi kehidupan dirinya maka saat itulah komunikasi
antarpribadi akan terjadi.
Help coment & share, terimakasih ^^
Help coment & share, terimakasih ^^
referensinya dari buku apa saja?
BalasHapusMateri ini saya dapat dari dosen saya..
Hapus