Review Film Bird Box

Kali ini aku bakalan review film yang lagi hangat-hangatnya dibicarain, Bird Box. Awal aku tahu film ini, karena banyaknya review positif tentang film yang diangkat dari novel dengan judul yang sama. Menurutku yang menarik dari film yang disutradarai oleh Susanne Bier ini ialah posternya.

Tetapi setelah menonton cuplikan film Netflix ini, rasa antusias agak menurun karena garis merah dari film tersebut sudah bisa ditebak. Garis merah yang dimaksud ialah masalah apa yang terjadi dan bagaimana cara para pemain bertahan.

Sinopsis cerita ini ialah dimana akhir dari kepunahan manusia sudah dimulai dengan kemunculan setan atau iblis. Setan atau iblis tersebut mempengaruhi pikiran, hanya dengan melihat mata manusia. Manusia yang masih bertahan harus menutup mata mereka agar tidak dipengaruhi.
Salah satu yang masih selamat ialah Malorie (Sandra Bullock) beserta kedua anaknya Tom dan Olympia. Mereka harus terus berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain untuk mencari bahan makanan dan kebutuhan lain untuk bertahan hidup.

Bagian menarik dari film ini ialah cerita yang tidak terlalu banyak teka-teki, namun nuansa mencekam tetap terasa. Pesan dari film ini juga sangat bagus tentang bagaimana kita menghargai setiap orang, kekeluargaan dan menghargai segala sesuatu yang ada di bumi.

Kekurangan dari film ini ialah nasib beberapa karakter yang tidak dijelaskan bagaimana nasibnya. Serta bagaimana cara sang pemeran utama bertahan hidup setelah mendapatkan tempat berlindung yang baru. Menurutku akhir dari film ini kurang memuaskan karena mereka masih akan terus dihantui oleh setan atau iblis diluar sana.

Film dengan durasi dua jam empat menit cukup memuaskan, dan efek yang digunakan di film Bird Box sudah memuaskan.
Hanya saja buat kamu yang kurang suka darah atau adegan kekerasan, aku saranin buat hati-hati karena adegan tersebut cukup banyak.

Semoga review ini membatu kamu yang masih ragu mau nonton film ini.